Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang Mahasiawa yang sedang menuntut ilmu di Fisika Universitas Indonesia
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

EEG Menggunakan Sinyal Radio

Berbekal banyak jalur yang ditempuh (multipath) oleh pantulan, difraksi, dan free space sebuah sinyal radio, dapat digunakan untuk komunikasi medis.

�Sebelum nya mari kita bahas bersama tentang jalur yang ditempuh (multipath) oleh pantulan

Efek multipath fading disebabkan oleh adanya perbedaan lintasan yang ditempuh oleh sinyal informasi sebelum mencapai penerima. Perbedaan lintasan itu akan menghasilkan sinyal dengan informasi yang sama namun dengan phasa yang berbeda yang dapat saling menguatkan atau melemahkan satu sama lain. Efek multipath fading sangat dominan pada daerah padat bangunan seperti kota-kota besar di Indonesia karena akan memperbanyak pantulan sinyal sebelum mencapai penerimanya.

multipathfading

Selanjutnya mari temen-temen bahas bersama tentang Difraksi..??

Apa itu difraksi.?

Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens. Pada animasi pada gambar terlihat adanya pola gelap dan terang, hal itu disebabkan wavelet-wavelet baru yang terbentuk di dalam celah sempit tersebut saling berinterferensi satu sama lain.

diffractionsingleslit_anim

Pada prinsip Huygens menunjukkan bahwa pada setiapmuka gelombang dapat terbentuk muka gelombang baru atau gelombang-gelombang baru dengan panjang gelombang yang sama dengan panjang gelombang sebelumnya.

Free space sinyal radio

Sinyal radio menjalar dari pengirim ke penerima melalui free space, maka free space merupakan ruang dimana sinyal radio dapat di transmisikan dari sinyal pengirim menuju ke penerima.

Gelombang Radio.. Mari sejenak bicara tentang sinyal radio, dan ini saya dapatkan dari wikipedia.org  

Tentu temen temen semua sering menonton TV, mendengarkan radio, atau menggunakan ponsel untuk berkomunikasi, bukan? Nah, semua peralatan elektronik itu menggunakan gelombang radio sebagai perambatan sinyalnya.

Gelombang radio merupakan gelombang yang memiliki frekuensi paling kecil atau panjang gelombang paling panjang. Gelombang radio berada dalam rentang frekuensi yang luas meliputi beberapa Hz sampai gigahertz (GHz atau orde pangkat 9). Gelombang ini dihasilkan oleh alat-alat elektronik berupa rangkaian osilator (variasi dan gabungan dari komponen Resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C)). Oleh karena itu, gelombang radio banyak digunakan dalam sistem telekomunikasi. Siaran TV, radio, dan jaringan telepon seluler menggunakan gelombang dalam rentang gelombang radio ini.

Suatu sistem telekomunikasi yang menggunakan gelombang radio sebagai pembawa sinyal informasinya pada dasarnya terdiri dari antena pemancar dan antena penerima. Sebelum dirambatkan sebagai gelombang radio, sinyal informasi dalam berbagai bentuknya (suara pada sistem radio, suara dan data pada sistem seluler, atau suara dan gambar pada sistem TV) terlebih dahulu dimodulasi. Modulasi di sini secara sederhana dinyatakan sebagai penggabungan antara getaran listrik informasi (misalnya suara pada sistem radio) dengan gelombang pembawa frekuensi radio tersebut. Penggabungan ini menghasilkan gelombang radio termodulasi. Gelombang inilah yang dirambatkan melalui ruang dari pemancar menuju penerima.

Oleh karena itu, kita mengenal adanya istilah AM dan FM. Amplitudo modulation (AM) atau modulasi amplitudo menggabungkan getaran listrik dan getaran pembawa berupa perubahan amplitudonya. Adapun frequency modulation (FM) atau modulasi frekuensi menggabungkan getaran listrik dan getaran pembawa dalam bentuk perubahan frekuensinya.

Peneliti dari India berhasil menciptakan alat deteksi detak jantung
bagi para penonton sepakbola yang dirakit dalam sebuah bluetooth
pemantau jantung. Alat yang dibuat oleh Thulasi Bai dan S K Srivatsa
dari Satyabarma University, India, diinamakan Wearable Telemedicine System.
Alat ini menganalisis sinyal elektris dari jantung untuk memproduksi
electrocardiogram semacam grafik rekaman secara electronik dari
aktifitas jantung atau ECG (electrocardiogram).

Dan slanjutnya dari uraian tadi Bagi siapa pun, serangan jantung merupakan salah satu penyakit yang paling mengerikan. Penyakit ini menjadi penyebab kematian nomor satu pada orang Amerika dewasa. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat terdapat 478000 orang meninggal karena penyakit jantung koroner, 1,5 juta orang mengalami serangan jantung, 407000 orang mengalami operasi peralihan, dan 300000 orang menjalani angioplasty. Bahkan hasil studi terbaru, serangan jantung ternyata lebih banyak dijumpai pada pecandu sepakbola, yang gemar menghabiskan waktu dengan ketegangan di lapangan.

Hipotesis awal disebutkan, penonton di stadion memiliki tingkatan hormon dalam aliran darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan penonton di rumah. Penelitian pada tahun 1998 menyatakan, jumlah kasus serangan jantung meningkat 25 persen pada hari-H dan dua hari setelah Inggris kalah melawan Argentina melalui adu penalti di Piala Dunia 1998. Peneliti Swiss juga melaporkan, serangan jantung di negara itu meningkat 60 persen selama Piala Dunia 2002 di Jepang-Korea Selatan.

Merujuk pada hasil penelitian tersebut, sekelompok peneliti dari India berhasil menciptakan alat deteksi detak jantung bagi para penonton sepakbola yang dirakit dalam sebuah bluetooth pemantau jantung. Alat yang dibuat oleh Thulasi Bai dan S K Srivatsa dari Satyabarma University, India, diinamakan Wearable Telemedicine System. Alat ini menganalisis sinyal elektris dari jantung untuk memproduksi electrocardiogram semacam grafik rekaman secara electronik dari aktifitas jantung atau ECG (electrocardiogram).

Hebatnya, dengan informasi tersebut bluetooth ini bisa mengirimkan pesan singkat alias SMS peringatan ke rumah sakit terdekat jika pemakainya terindikasi terancam serangan jantung. Cara kerjanya, alat ini secara berkala akan merekam ECG pemakainya dan mengirimkan informasinya melalui sinyal radio menuju ponsel yang dimiliki pasien. Ponsel yang telah dimodifikasi itu mempunyai semacam sirkuit analisis untuk mengamati sinyal ECG.

Jika terjadi kekacauan detak misalnya, ponsel akan memperingatkan sang pemilik serta mengirimkan contoh sinyal ECG tersebut ke pusat medis terdekat melalui ponsel. Dengan alat ini, orang yang pernah terkena serangan jantung mempunyai kesempatan lebih banyak untuk menerima perawatan secepatnya jika terkena serangan lagi. Sinyal radio yang dikirimkan ke ponsel, dan dibaca oleh pusat grafis di rumah sakit terdekat memudahkan rumah sakit untuk memberikan peringatan awal bagi pasien.

Dalam perkembangan lanjutannya, sinyal radio yang dibawa berupa grafis ECG itu juga dapat ditangkap oleh rumah sakit terdekat melalui teknologi Global Positiong System (GPS). Dengan mengetahi lokasi pasien dari beep sinyal ECG yang tertangkap di rumah sakit, tim dokter dapat dengan segera memberikan bantuan pada pasien. Untuk uji awalnya, meski dibuat di India, bluetooth adapter yang dipasang di badan pasien ini, baru akan dikomersilkan di Amerika.

FAKTA :
Ini bukan cerita di film Hollywood. Tapi nyawa seorang anak berusia 10 tahun, calon pasien transplantasi jantung di Pittsburgh, Amerika, terancam meninggal jika dalam hitungan jam ia gagal melakukan operasi. Repotnya pada hari H operasi, si anak justru tidak diketahui ada di mana. Pihak rumah sakit kelabakan mencarinya. Upaya awal dilakukan dengan menghubungi ponsel ibunya, tapi tak bisa dihubungi. Polisi berinisiatif untuk mencari koordinat lokasi (GPS) ponsel Sue, nama ibu bocah tersebut, melalui operatornya, Sprint Nextel Corp.
Berdasar koordinat yang telah ditemukan, polisi akhirnya menemukan lokasi ponsel tersebut. Ibu dan sang anak berada di dalam gedung Slippery Rock University dan tengah menyaksikan konser musik jazz. Lalu melalui adegan yang mengharukan, polisi mengumumkan di hadapan 500 penonton konser bahwa mereka akan membawa anak tersebut untuk menjalani operasi transplantasi jantung.


Sumber

http://www.selular.co.id/majalah/teknologi/1id46.html

http://bobcatreviewict.blogspot.com/2008/02/masalah- pada-sistem-selular.html

http://scienceshare.wordpress.com/2009/03/20/difraksi/

http://alfan.blog.uns.ac.id/2009/09/05/sinyal-radio-deteksi-serangan-jantung/

http://aktifisika.wordpress.com

www.wikipedia.org

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar